HIDROSFER
Siklus Hidrologi
Secara alami, air di Bumi selalu bergerak hingga terbentuk daur atau siklus hidrologi. Selama dalam perjalanan siklus tersebut, air tidak pernah berhenti, hanya akan tertahan sementara dalam berbagai bentuk dan tempat sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia. Pada gambar, unsur-unsur utama siklus hidrologi dapat diamati dengan jelas. Jika salah satu unsur utama tersebut rusak atau terganggu, maka proses yang berlangsung dalam siklus hidrologi juga mengalami gangguan. Gangguan-gangguan ini menimbulkan ketidakseimbangan hidrologi yang akhirnya berdampak pada kehidupan.
Siklus Pendek
Siklus pendek merupakan suatu proses peredaran air dengan jangka waktu yang relatif cepat. Proses ini biasanya terjadi di laut. Bagaimana terjadinya siklus pendek? Air laut mengalami evaporasi (penguapan), karena adanya panas dari sinar matahari. Uap air dari evaporasi naik ke atas sampai pada ketinggian tertentu dan mengalami kondensasi sehingga terbentuk awan. Awan semakin lama semakin besar, maka turunlah sebagai hujan di atas laut. Air yang turun ini kembali menjadi air laut yang akan mengalami evaporasi lagi.
Siklus Sedang
Air laut mengalami evaporasi menuju atmosfer, dalam bentuk uap air karena panas sinar matahari. Angin yang bertiup membawa uap air laut ke arah daratan. Pada ketinggian tertentu, uap air yang berasal dari evaporasi air laut, sungai, dan danau terkumpul makin banyak di udara. Suatu saat uap air menjadi jenuh dan mengalami kondensasi, kemudian menjadi hujan. Air hujan yang jatuh di daratan selanjutnya mengalir ke parit, selokan, sungai, danau, dan menuju ke laut lagi.
Siklus Panjang
Panas sinar matahari menyebabkan evaporasi air laut. Angin membawa uap air laut ke arah daratan dan bergabung bersama dengan uap air yang berasal dari danau, sungai,
dan tubuh perairan lainnya, serta hasil transpirasi dari tumbuhan. Uap air ini berubah menjadi awan dan turun sebagai presipitasi (hujan). Air hujan yang jatuh, sebagian meresap ke dalam tanah (infiltrasi) menjadi air tanah. Adakalanya presipitasi tidak berbentuk hujan, tetapi berbentuk salju atau es. Sebagian air hujan diserap oleh tumbuhan serta sebagian lagi mengalir di permukaan tanah menuju parit, selokan, sungai, danau, dan selanjutnya ke
laut. Aliran air tanah ini disebut perkolasi dan berakhir menuju ke laut. Air tanah juga dapat muncul ke permukaan menjadi mata air. Siklus panjang merupakan siklus yang berlangsung
paling lama dan prosesnya paling lengkap.
Info Geo
Proses-Proses yang Mengikuti Siklus Hidrologi
1. Evaporasi
Evaporasi merupakan penguapan benda-benda abiotik dan bisa dikatakan sebagai proses perubahan wujud air menjadi gas. Penguapan di Bumi sebagian besar (sekitar 80%) berasal dari penguapan air laut.
2. Transpirasi
Merupakan proses pelepasan uap air yang berasal dari tumbuhtumbuhan melalui bagian daun, terutama stomata atau mulut daun.
3. Evapotranspirasi
Merupakan gabungan antara proses evaporasi dan transpirasi.
4. Kondensasi
Proses perubahan wujud uap air menjadi air akibat adanya pendinginan.
5. Adveksi
Merupakan proses pengangkutan air dengan gerakan horizontal seperti perjalanan panas maupun uap air dari satu lokasi ke lokasi yang lain oleh gerakan udara mendatar.
6. Presipitasi
Semua bentuk hujan dari atmosfer ke Bumi yang meliputi air, salju, dan es.
7. Run Off (Aliran Permukaan)
Pergerakan aliran air di permukaan tanah melalui saluran sungai maupun anak sungai.
8. Infiltrasi
Perembesan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-pori tanah.
9. Intersepsi
Hujan turun di hutan yang lebat, tetapi air tidak sampai ke tanah, akibat intersepsi, air hujan tertahan oleh daun-daunan dan batang pohon.
Perairan Darat
Perairan yang ada di daratan, pasti kamu sudah sering menjumpainya. Pada intinya, yang dimaksud dengan perairan yang ada di daratan adalah semua tubuh perairan yang terjadi dan berada di daratan, seperti sungai, rawa, danau, serta air tanah. Untuk mengetahui proses terjadinya dan segala macam yang berhubungan dengan perairan di daratan, simaklah materi berikut ini.
1. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di wilayah jenuh di bawah permukaan tanah. Dari keseluruhan air tawar yang ada di planet kita ini lebih dari 97% terdiri atas air tanah. Ia dapat ditemukan di bawah gurun yang sangat kering maupun di bawah tanah yang tertutup
lapisan salju.
Air tanah yang berasal dari curahan hujan disebut vadose water. Selain dari curahan hujan, air tanah memang sudah ada sejak lama dan tersimpan dalam batuan sedimen. Air tanah ini disebut connate water (air tanah tubir). Kadang-kadang air tanah ini disebut fossil water (air fosil). Ada lagi jenis air tanah yang belum pernah berwujud air di atmosfer atau di permukaan. Air ini berasal dari aktivitas magma. Air tanah ini disebut juvenile water (air juvenil atau air magma).
2. Sungai
Air hujan yang jatuh di permukaan tanah sebagian besar akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. Aliran permukaan berkumpul dan mengalir ke daerah-daerah yang lebih rendah kemudian menuju ke parit, selokan, anak sungai, serta sungai. Sungai mengalir dengan kemiringan yang berbeda-beda. Di daerah hulu, sungai lebih curam, sedangkan di daerah hilir sungai datar dan lebih berkelokkelok. Untuk mengetahui pembagian sungai berdasarkan perbedaan kemiringannya dari hulu ke hilir, perhatikan gambar berikut ini.
Pola Aliran
1. Pola Aliran Radial (Menjari)
Pola aliran ini berbentuk seperti jari, dibedakan menjadi duayaitu radial sentrifugal dan radial sentripetal.
2. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di daerahdataran atau daerah pantai.
3. Pola Aliran Trelis
Pola aliran sungai ini menyerupai sirip. Sungai semacam initerdapat di daerah pegunungan lipatan.
4. Pola Aliran Rektanguler
Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5. Pola Aliran Anular
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal, selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola aliran ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.
Perairan Laut
Laut merupakan komponen penting dalam siklus hidrologi. Sekitar 320.000 km3 air laut mengalami evaporasi, sedangkan dari perairan di daratan hanya sekitar 60.000 km3. Hal ini menunjukkan laut sangat berperan terhadap ketersediaan air di muka Bumi.
Laut memiliki kekayaan alam yang tidak ternilai harganya. Beraneka flora fauna dan bahan tambang merupakan potensi laut yang bisa dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain kekayaan alam yang ada di dalamnya, laut juga menyimpan energi yang sangat dahsyat. Energi tersebut kadang kala menyebabkan kerugian dan kerusakan kepada manusia. Dengan demikian, laut memiliki dampak positif dan negatif terhadap kehidupan manusia.
1. Pesisir dan Pantai
Wilayah pesisir merupakan bagian dari daerah yang menjadi batas antara wilayah laut dengan daratan. Coba cermati gambar-gambar di bawah ini, agar kamu memperoleh gambaran wilayah pesisir.
2. Klasifikasi Laut
Sebutan planet Bumi sebagai suatu wilayah daratan yang kita diami selama ini sebenarnya kurang tepat, karena kenyataannya luas daratan hanya sekitar 30% dan sisanya 70% berupa lautan dan perairan.
Perbandingan laut dan daratan di Indonesia diperkirakan juga 70% : 30%. Perairan di Bumi seolah tampak menyatu. Meskipun demikian, bukan berarti memiliki sifat yang sama antara bagian satu dengan bagian lain. Dasar perairan maupun tempat bertemunya dengan
permukaan daratan penuh dengan lekukan, tonjolan, dan cekungan. Akibatnya sifat-sifat yang dimilikinya berbeda. Oleh karena itu pula ada pembagian samudra dan laut.
No comments:
Post a Comment